Bengkulu — Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara menekankan pentingnya membangun generasi muda yang melek finansial serta memahami kaitannya dengan stabilitas sistem keuangan sebagai fondasi perekonomian nasional.
Hal tersebut disampaikan Mirza dalam kegiatan OJK Mengajar bertema “Menumbuhkan Generasi Melek Finansial: Memahami Dinamika Ekonomi dan Stabilitas Keuangan sebagai Pilar Perekonomian Nasional” yang digelar di Universitas Bengkulu (UNIB), Selasa (11/11).
Mirza menjelaskan stabilitas sistem keuangan dijaga oleh empat institusi utama dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengatur dan pengawas sektor jasa keuangan, Kementerian Keuangan sebagai otoritas fiskal, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan sistem pembayaran, serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menjamin simpanan masyarakat.
“Empat institusi ini penting, bukan hanya untuk stabilitas ekonomi dan sistem keuangan, tetapi juga berpengaruh pada stabilitas politik dan keamanan,” ujar Mirza.
Mirza menegaskan, mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan perlu memahami lanskap ekonomi dan sektor jasa keuangan agar mampu beradaptasi dan berkontribusi secara optimal.
“Dunia bergerak, ilmu pengetahuan bergerak, profesi dan pekerjaan juga bergerak. Kalau kita stagnan, kita ditinggal,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar generasi muda lebih kritis dan berhati-hati terhadap penawaran investasi atau pinjaman ilegal yang marak di era digital. “Suatu aset keuangan bisa naik, bisa turun. Yang tidak punya fundamental, kita harus jauh lebih berhati-hati, karena bisa untung besar, bisa rugi besar,” ujarnya.
Selain menjalankan fungsi pengawasan, Mirza menambahkan, OJK terus memperkuat edukasi keuangan dan perlindungan konsumen. Ia mendorong adanya sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor keuangan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membangun ekosistem ekonomi yang sehat.
“Kalau generasi mudanya terus belajar dan pemerintah memberikan perhatian melalui anggaran, pelatihan, dan infrastruktur, maka ekonomi yang tadinya kecil bisa menjadi besar,” tutupnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Bengkulu Indra Cahyadinata menyampaikan apresiasi atas komitmen OJK dalam menumbuhkan generasi melek finansial yang siap menghadapi tantangan ekonomi modern.
“Kami berharap seluruh mahasiswa dapat mengambil pelajaran dari materi yang disampaikan Bapak Mirza, agar lebih memahami dinamika ekonomi dan stabilitas keuangan sebagai pilar perekonomian nasional,” kata Indra.
Kegiatan yang digelar secara hybrid ini dihadiri oleh Kepala Kantor OJK Provinsi Bengkulu Ayu Laksmi Synthia Dewi, Kepala Direktorat OJK Institute Endang Nuryadin, jajaran wakil rektor dan dekan Universitas Bengkulu, serta diikuti lebih dari 900 mahasiswa secara luring dan 1.750 peserta daring dari berbagai universitas dan industri jasa keuangan di Kota Bengkulu.
Program OJK Mengajar merupakan rangkaian kegiatan memperingati HUT ke-14 OJK yang dilaksanakan di berbagai daerah dengan melibatkan anggota Dewan Komisioner. Melalui kegiatan ini, OJK berkomitmen meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya kalangan akademisi, mengenai pentingnya literasi keuangan dan stabilitas sistem keuangan nasional sebagai bagian dari upaya mendukung inklusi keuangan di Indonesia.












