BSI Resmi Kantongi Izin Jasa Simpanan Emas, Kembangkan Ekosistem Bullion Nasional

- Tim

Kamis, 13 November 2025 - 11:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi memperoleh izin jasa Simpanan Emas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi memperoleh izin jasa Simpanan Emas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jakarta — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi memperoleh izin penyelenggaraan jasa Simpanan Emas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan izin tersebut, BSI kini menjadi bank dengan tiga kegiatan usaha bullion sekaligus, yakni Simpanan Emas, Perdagangan Emas, dan Penitipan Emas.

Layanan Simpanan Emas memungkinkan nasabah menyimpan emas di bank dengan skema pembiayaan emas (gold-to-gold) atau perdagangan emas. Adapun Jasa Penitipan Emas berfokus pada penyimpanan emas dengan imbal jasa, sedangkan Perdagangan Emas mencakup transaksi jual-beli emas batangan terstandar.

Pihak BSI menyampaikan apresiasi kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan OJK atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan. Dalam kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, pada acara Bullion Connect di Jakarta mengatakan bahwa izin ini menjadi langkah penting dalam memperluas akses investasi emas berbasis syariah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Aktivitas bullion membuat investasi emas lebih terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujar Bob.

Melalui aplikasi BYOND by BSI, nasabah dapat membeli emas mulai dari Rp50 ribu atau setara 0,02 gram. Investasi dapat dilakukan 24 jam, dan emas bisa dicetak mulai dari 2 gram. Keamanan aset juga terjamin karena emas disimpan di vault BSI, dan hasil penjualan emas langsung masuk ke rekening nasabah secara real time.

Hingga 30 September 2025, jumlah nasabah rekening emas BSI mencapai 200.238, tumbuh 94,98% (YTD). Penjualan emas melalui aplikasi BYOND mencapai 1,06 ton, dengan fee-based income sekitar Rp70 miliar. Total saldo kelolaan emas BSI tercatat 1,15 ton atau setara Rp2,55 triliun, naik 159,78% (YTD).

Pertumbuhan bisnis bullion ini turut menopang kinerja keuangan BSI di tengah tantangan industri perbankan nasional. Hingga akhir September 2025, BSI mencatat laba bersih Rp5,57 triliun, tumbuh 9,04% (YoY). Peningkatan tersebut ditopang pendapatan margin bagi hasil yang naik 13,90% dan fee-based income yang tumbuh 20,81%.

Aset BSI juga meningkat 12,37% (YoY), didorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 15,66%, dengan dominasi dana murah (CASA) yang naik 11,39%. Dari sisi pembiayaan, BSI tumbuh 12,65%, terutama dari segmen bisnis emas.

Menurut Bob, permintaan emas di Indonesia masih sangat potensial. Pada 2024, permintaan naik 3,64% dibanding tahun sebelumnya, namun konsumsi emas per kapita Indonesia masih terendah di Asia Tenggara — hanya 0,17 gram per orang.

“Peluang pengembangan pasar emas di Indonesia masih sangat besar. Dengan 22,6 juta nasabah dan lebih dari 1.000 cabang, BSI siap menjadi pionir Bullion Bank di Indonesia,” ujarnya.

BSI juga mendorong pembentukan Dewan Emas Nasional dan pemberian insentif bagi lembaga keuangan penyelenggara kegiatan bullion. Bob berharap, Simpanan Emas dapat masuk kategori High Quality Liquid Asset (HQLA) level 1 untuk memperkuat rasio likuiditas dan profitabilitas perbankan syariah.

BSI menilai pentingnya dukungan dari Bank Indonesia (BI) dalam memastikan likuiditas Bullion Bank, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mengatur mekanisme REPO emas sebagai instrumen pendukung likuiditas.

Sebagai wujud komitmen inovasi, BSI juga mengembangkan layanan E-mas di aplikasi BSI Mobile yang memungkinkan nasabah melakukan beli, jual, transfer, cetak, dan tabung emas secara rutin.

“Kami ingin menjadikan investasi emas syariah lebih mudah diakses, aman, dan memberi nilai tambah bagi seluruh segmen masyarakat,” tutup Bob Tyasika Ananta.

Follow WhatsApp Channel wartabisnis.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Terkait

“SMARTFREN Fun Run 2025” Perkuat Jaringan di Tapanuli Tengah
BCA Syariah Bukukan Laba Rp154,17 Miliar hingga Kuartal III/2025
Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Bengkulu Tetap Stabil dan Aman
Pertamina Aktifkan Satgas Nataru 2025–2026
Masih Single? Justru Saatnya Mulai Tabungan Pendidikan
Bulog Bengkulu Salurkan 3,2 Juta Kilogram Beras dan Ratusan Ribu Liter Minyak Goreng
Kebab Turki Baba Rafi Resmi Hadir di Bencoolen Mall Bengkulu, Tawarkan Promo Buy 1 Get 1 Saat Grand Opening
myBCA Smartwatch: Transaksi Makin Praktis dalam Gaya Hidup Modern

Terkait

Minggu, 16 November 2025 - 09:54 WIB

“SMARTFREN Fun Run 2025” Perkuat Jaringan di Tapanuli Tengah

Sabtu, 15 November 2025 - 02:55 WIB

BCA Syariah Bukukan Laba Rp154,17 Miliar hingga Kuartal III/2025

Sabtu, 15 November 2025 - 01:30 WIB

Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Bengkulu Tetap Stabil dan Aman

Jumat, 14 November 2025 - 14:45 WIB

Pertamina Aktifkan Satgas Nataru 2025–2026

Jumat, 14 November 2025 - 14:38 WIB

Masih Single? Justru Saatnya Mulai Tabungan Pendidikan

Terbaru

Ekonomi

Reformasi UMKM Tak Bisa Ditunda Lagi

Minggu, 16 Nov 2025 - 14:05 WIB