Bengkulu – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Provinsi Bengkulu kembali dibayangi krisis Bahan Bakar Minyak (BBM). Kondisi ini memicu sorotan tajam dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu, yang menuding Pertamina gagal menjaga stabilitas pasokan.
Beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bengkulu mengalami kekosongan stok Pertalite dan Pertamax. Situasi ini membuat antrean kendaraan menghilang, digantikan keluhan warga yang kesulitan mendapatkan bahan bakar.
Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Sumardi, menilai Pertamina tidak konsisten dengan komitmen yang sebelumnya disampaikan terkait ketersediaan BBM hingga akhir tahun.
“Nyatanya sekarang kosong. Artinya apa? Bohong mereka,” tegas Sumardi.
Ia menjelaskan, pihaknya telah lebih dulu menemui manajemen Pertamina untuk memastikan stok BBM aman menjelang Nataru. Namun, kondisi di lapangan justru menunjukkan hal sebaliknya.
“Saya sudah ingatkan, jangan tiap tahun masyarakat disibukkan krisis BBM menjelang Nataru. Tapi janji mereka selalu meleset,” ujarnya.
Sumardi juga menilai alasan klasik terkait gangguan distribusi tidak lagi relevan. Menurutnya, jalur pasokan melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu kini sudah beroperasi normal tanpa hambatan berarti.
“Kalau distribusi lancar tapi SPBU kosong, berarti ada yang tidak beres,” tambahnya.
DPRD Provinsi Bengkulu memastikan akan segera memanggil pihak Pertamina untuk dimintai penjelasan resmi agar krisis BBM tidak kembali terulang pada akhir tahun ini.
Kondisi kelangkaan BBM ini bukan kali pertama terjadi di Bengkulu. Fenomena serupa hampir selalu muncul menjelang akhir tahun, memunculkan anggapan bahwa Pertamina gagal memperbaiki pola distribusinya.
Menariknya, berdasarkan data pergerakan kapal di Pelabuhan Pulau Baai, hingga awal November 2025 tercatat 766 pergerakan kapal keluar-masuk dengan rekomendasi muatan maksimal 56 persen. Pengerukan alur tahap II pun telah rampung dengan kedalaman mencapai -6,5 mLWS, menunjukkan bahwa tidak ada hambatan signifikan di jalur logistik laut.
Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan besar terhadap kinerja distribusi BBM Pertamina Patra Niaga Sumbagsel.
Hingga berita ini ditulis, pihak Pertamina Patra Niaga Sumbagsel belum memberikan tanggapan resmi atas kelangkaan BBM yang menimbulkan keresahan masyarakat Bengkulu.












