Rejang Lebong – Akademi Komunitas Negeri Rejang Lebong (AKREL) menggelar diseminasi hasil riset Katalisator Berdikari yang menampilkan berbagai inovasi budidaya perikanan berkelanjutan. Kegiatan yang dihadiri lebih dari 40 peserta dari unsur pendidikan, pemerintah daerah, dan komunitas pembudidaya ikan ini menjadi ruang berbagi pengetahuan sekaligus memperkuat kolaborasi lintas sektor.
Riset utama berjudul “Pemanfaatan Limbah Biomassa Lokal untuk Produksi Pakan Ikan Mandiri” merupakan hasil kerja sama AKREL, Politeknik Raflesia, dan Universitas Bengkulu. Penelitian ini menghasilkan formulasi pakan ikan ekonomis berbasis biomassa lokal serta purwarupa mesin pembuat pakan ikan mandiri.
Ketua Tim Peneliti, Muhammad Subhan Hamka, S.Pi., M.Si., menjelaskan bahwa riset ini dirancang untuk menjawab persoalan nyata pembudidaya. Menurutnya, inovasi ini mampu menekan biaya produksi, memanfaatkan limbah secara berkelanjutan, serta memperkuat pemberdayaan masyarakat melalui transfer teknologi. Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, BRIDA Provinsi Bengkulu, dan pendanaan LPDP.
Dari sisi kebijakan, Dr. Rahmi Wati, S.E., M.M., dari BRIDA Provinsi Bengkulu memaparkan bahwa hasil riset Katalisator Berdikari sejalan dengan prioritas pembangunan daerah yang menempatkan sektor pertanian dan perikanan sebagai penggerak utama.
Sementara itu, Akbar Abdurrahman Mahfudz, S.Si., M.Sc., dari Universitas Bengkulu menekankan pentingnya riset terapan yang menjembatani kebutuhan masyarakat dengan implementasi di lapangan.
Direktur AKREL, Kiky Nurfitri Sari, S.P., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan diseminasi ini menjadi momentum bagi kampus untuk menunjukkan kontribusi nyata terhadap masyarakat. Ia menegaskan bahwa penelitian di AKREL bukan hanya menghasilkan laporan, tetapi juga solusi yang dapat langsung diterapkan petani, UMKM, masyarakat desa, dan pelaku industri lokal.
Respon positif juga datang dari sektor pendidikan vokasi. Guru SMKN 3 Rejang Lebong, Nobrayana Harun, S.Pt., mengapresiasi inovasi pakan ikan berbahan alam yang dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Ia mendorong penelitian lanjutan yang mengembangkan konsep “ikan organik” agar nilai jual produk perikanan dapat meningkat mengikuti tren pangan sehat.
Kegiatan diseminasi turut dihadiri unsur pimpinan AKREL, tim peneliti Katalisator Berdikari, perangkat daerah, perguruan tinggi, penyuluh perikanan, serta guru-guru dari berbagai SMK. Kehadiran berbagai pihak menunjukkan komitmen bersama dalam mendorong inovasi pertanian dan perikanan berkelanjutan di daerah.
Menutup kegiatan, Hamka menegaskan komitmen tim untuk melanjutkan pendampingan kepada kelompok pembudidaya, melakukan monitoring berkelanjutan, menyusun modul pelatihan, dan membuka peluang pengembangan skala industri.
Direktur AKREL juga mengajak seluruh pihak terus berkolaborasi menghadirkan riset yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.
Pada kesempatan yang sama, AKREL turut menampilkan tiga riset internal. Penelitian oleh Indriati Meilina Sari, S.P., M.Si., menawarkan teknologi ozonisasi dan edible coating untuk memperpanjang daya simpan wortel secara ramah lingkungan. Penelitian kedua dari tim Kade Wahyu Saputri, S.Pt., M.Sc., yang dipresentasikan oleh Nining Suningsih, S.Pt., M.Si., menunjukkan potensi limbah sawit yang difermentasi dengan EM4 sebagai pakan ayam petelur.
Penelitian ketiga oleh Ikromatun Nafsiyah, S.Pi., M.Si., mengkaji penggunaan asap cair untuk meningkatkan mutu dan cita rasa produk lele asap. Ketiga riset ini memperlihatkan kapasitas AKREL dalam menghasilkan inovasi terapan yang dapat mendukung pengembangan sektor pertanian dan perikanan di tingkat lokal.
Kegiatan berlangsung di Ballroom Hotel Syakila, Rejang Lebong, pada Rabu 19 November 2025, diselenggarakan oleh Tim Periset Katalisator Berdikari Provinsi Bengkulu dengan dukungan Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, BRIDA Provinsi Bengkulu, dan LPDP.











